Fiksi

Gandayoni

Generated by AI ✨

Deskripsi Buku

Di tengah kehidupan sehari-hari yang monoton, Siwa, seorang lelaki biasa, terbangun dari mimpi yang tak biasa. Dalam mimpi itu, ia berada di dunia yang berbeda tempat-tempat asing seperti rumah bertaman yang tidak pernah terkena matahari, kota tanpa matahari yang penduduknya hidup abadi, serta kota yang dibangun oleh kekuatan sihir. Dalam perjalanan itu, ia bertemu dengan berbagai makhluk dan orang-orang yang mengajaknya menjelajahi dunia yang misterius. Di antara mereka, terdapat seorang perempuan cantik yang mampu membuat dirinya bersayap, dan sebuah burung kecil yang membawanya ke tempat-tempat tak terduga. Mimpi Siwa tidak berakhir di sana. Ia terbangun di tengah malam, dengan kepastian bahwa mimpi itu adalah kenyataan yang tersembunyi. Dalam realitas, ia mengingat bahwa ia pergi ke pasar burung untuk mencari burung kecil yang sering muncul dalam mimpi. Dari pasar itu, ia membawa pulang sebotol anggur dan dua tube pil penghapus dan pemulih ingatan. Tapi, apakah ia benar-benar pergi ke pasar burung, atau apakah mimpi itu hanya sekadar bunga tidur? Dalam novel ini, Saroni Asikin menggambarkan dunia yang tersembunyi di balik mimpi, serta menjelaskan konsep pembagian impian menurut orang Jawa—yaitu titiyoni, gandayoni, dan puspatajem. Impian Siwa yang muncul pada dini hari, sebagaimana diceritakan oleh Uma, mungkin bukan sekadar bunga tidur, melainkan suatu firasat yang tersembunyi. Dalam perjalanan mencari makna mimpi tersebut, Siwa terlibat dalam petualangan yang menggambarkan keindahan, keanehan, dan kekuatan imajinasi manusia yang tak terbatas. Dengan gaya penulisan yang penuh imajinasi dan penuh makna, *Gandayoni* mengajak pembaca untuk memahami bahwa mimpi bukan hanya kisah yang terlewat, melainkan jembatan antara dunia nyata dan dunia imajinasi, serta mungkin juga pesan dari alam bawah sadar yang ingin disampaikan.