<p>Merepih kepingan fajar,<br /> Erat kubergelung dalam kepompong angan<br /> Tanyaku, sehijau apakah taman di surga?<br /> Akan sanggupkah tubuh ini merayap menuju tepinya?<br /> Meruah payahku digenangi luka<br /> Oh, kerling kejora hapuskanlah nestapa<br /> Rekah cahaya sungguhlah aku rindukan<br /> Fase gelap ini teramat menyesakkan<br /> Obatilah penantianku yang entah hingga kapan<br /> <em>Sabarlah sedikit lagi sayangku</em>, katanya<br /> <em>Akan bersinar engkau dengan bentangan sayapmu sendiri setelah ini</em></p> <p>Ihsania, METAMORFOSA</p>
Buku Simfoni Semusim Sunyi Buku ini mengajak pembaca dalam perjalanan batin yang mendalam, menggambarkan proses pengenalan diri dan pencarian makna kehidupan melalui kumpulan puisi yang penuh makna dan reflektif. Dengan bahasa yang puitis dan penuh makna, puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan perjalanan spiritual, keindahan sunyi, serta kejernihan hati yang muncul dalam keheningan. Dari tema perjalanan, rindu, kehidupan seorang manusia, hingga refleksi diri dan kekuatan hati, buku ini menyajikan pengalaman pribadi penulis dalam menjelajahi self-awareness bersama Komunitas Ibu Muda Indonesia. Setiap puisi menjadi cermin dari perjalanan batin, mengajak pembaca untuk merenung, mengenali diri, dan membuka jalan menuju kebahagiaan yang hakiki. Dengan nuansa yang hangat dan penuh kebijaksanaan, *Simfoni Semusim Sunyi* menjadi buku yang cocok bagi siapa pun yang ingin merasakan keindahan puisi, menggali makna hidup, dan menemukan ketenangan dalam sunyi.