<p>Teruntuk jiwa yang terlalu sakit<br /> Teruntuk jiwa yang sangat lelah<br /> Tetaplah bertahan dari keterpurukan<br /> yang terus menghampiri<br /> Dan dari kesedihan yang seakan mendobrak<br /> diri agar menjadi darah daging<br /> Tenanglah kamu tak sendiri, sebab kita<br /> sama–sama sedang berjuang<br /> Mencoba melewati luka yang teramat sakit<br /> Membiasakan diri bahwa semuanya akan<br /> baik–baik saja<br /> Sampai akhirnya berdamai dengan diri sendiri<br /> menjadi pilihan terakhir<br /> Entah bagaimana akhir sebenarnya<br /> Kebahagiaan atau kesedihan yang akan menghampiri<br /> Tapi cobalah tetap berdamai dengan diri sendiri<br /> Karena kebahagiaan atau kesedihanmu,<br /> merupakan pilihan dari dirimu sendiri</p>
Buku Buku ini mengisahkan kisah perjalanan hidup Karni, seorang gadis yang dijodohkan pada usia lima belas tahun dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya. Meski awalnya tidak memiliki rasa cinta, kehidupan mereka berubah setelah Karni melahirkan anak pertamanya, Arsyad, pada usia delapan belas tahun. Dengan kehadiran anak, Karni merasa bahagia dan berharap keluarga kecilnya bisa terus berlanjut. Namun, kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama. Setelah melahirkan anak keduanya, Karni mengalami kekecewaan besar ketika mengetahui suaminya telah berselingkuh selama satu tahun terakhir. Pernikahannya yang sebelumnya terlihat harmonis kini hancur, dan Karni terpaksa menjadi janda beranak satu pada usia sembilan belas tahun. Kehidupan baru Karni berubah setelah perceraian. Ia harus mengurus anaknya sendiri sambil berusaha bangkit dari patah hati. Cerita ini menggambarkan perjuangan seorang wanita yang berusaha membangun kembali kehidupan setelah kehancuran rumah tangganya, sekaligus menggambarkan perasaan kekecewaan, harapan, dan kekuatan dalam menghadapi cobaan. Buku ini juga membawa pembaca untuk merenungkan tentang pernikahan, kepercayaan, dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan keluarga.