“Ayah Unggul seram.” Bahunya terangkat sejenak, mimik mukanya mengerut bergidik. “Seram?” Nadia tampak penasaran. “Seram bagaimana?” “Menakutkan, maksudmu?” Sofi meralat. “Iya. Seram, menakutkan. Pokoknya begitu.” “Bagaimana kamu dapat menyimpulkan demikian?” Donni menatap kedua temannya penuh rahasia. “Ayahnya seorang juru kunci makam,” bisiknya tertahan. “Mereka sekeluarga tinggal di samping kuburan!” Apa yang ada di kepalamu saat mendengar kata: makam? Apakah kamu jadi ikut takut seperti Donni dan teman-temannya? Makam tak selalu menakutkan kok. Tidak percaya? Baca aja kisah dalam buku ini! Dijamin akan mendapat hikmah dan ilmu baru.
Buku ini menggambarkan kisah kehidupan sehari-hari anak-anak yang tinggal di sekitar kuburan, di mana mereka menghadapi tantangan dan stigma yang sering kali tidak mereka pahami. Melalui cerita cerita-cerita pendek yang menarik, buku ini mengajak pembaca untuk melihat kembali realitas sosial dan kondisi hidup anak-anak yang terlantar atau hidup dalam kondisi yang kurang mendukung. Buku ini tidak hanya menyajikan kisah-kisah yang menegangkan, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenung dan memahami kebutuhan serta hak-hak anak-anak yang sering kali diabaikan. Dengan pendekatan yang penuh empati dan pengetahuan, buku ini memberikan pelajaran tentang pentingnya empati, kesadaran sosial, dan kepedulian terhadap sesama.