Virgin 42

Lari hanyalah salah satu cara bagi Dindin Suzaridian untuk memperbaiki kesehatannya. Kondisi kesehatan yang kurang bagus dengan berat badan yang tidak ideal, menjadikannya terus mencari cara agar tetap sehat. Awalnya terbawa teman –atau mungkin terbawa trend– untuk berlari, sampai akhirnya Dindin terlibat jauh dalam dunia lari. Tidak hanya sekedar hobi, namun lari menjadikan Dindin semakin mengerti akan arti dari sebuah perjuangan untuk mencapai suatu titik tertinggi. Novel ini menceritakan bagaimana perjuangan itu. Dimulai dari perasaan terjebak karena ;dipaksa ikut berlari, kesakitan luar biasa ketika berlari ternyata menyebabkannya cedera, rasa minder karena banyak sekali pelari ibu-ibu dan pelari yang sudah tua tapi mampu menjangkau 21 kilometer bahkan 42 kilometer, dukungan keluarga dan teman-teman yang luar biasa, keterlibatannya dalam komunitas, perasaannya yang nyaris mati ketika pingsan di sebuah event race, hingga perjuangannya menapaki kilometer demi kilometer untuk mencapai titik tertinggi sebuah event race Full Marathon. Haru biru, tawa sedih, susah senang, menghiasi perjuangan itu. Dikemas dalam sebuah penulisan yang runtut dan menarik, seakan membawa para pembaca merasakan keterlibatannya dalam perjuangan tersebut.