;Dialah Rindu. Entah seperti apa wajahnya. Aku hanya bisa menerka-nerka. Sedangkan melalui bahasa tulisnya, aku ; pun tak bisa menerka kepribadiannya. Apakah bisa mengukur hati seseorang melalui tulisannya sedangkan melalui perbincangan langsung saja seringkali kita terjebak? —<em>Getar Rindu di Tangan Terkukai</em>– ;Sejuta derita pernah Panjul rasakan. Berbagai jenisnya nyaris lengkap ia kumpulkan. Derita baginya adalah kawan yang tak bertubuh namun tetaplah mewujud. Entah mengapa derita baginya terlalu cepat beranak-pinak dan selalu minta dibopong setiap saat —<em>Perjanjian dengan Setan</em>— ;Kata orang menulis itu tidak cukup hanya dengan ingin… Perlu mengerjakannya… itu adalah syarat utama untuk menjadi seorang penulis… Seorang penulis harus menulis. Seperti halnya seorang pelukis yang harus melukis. Atau seorang pelajar yang harus belajar. —<em>Fragmen</em>—