<em>Aku tidak ingin ditinggalkan, lagi. Maka, sebelum kamu berbalik langkah lebih jauh, biar aku yang pergi. Aku tidak akan menahan, jika satu-satunya keinginanmu adalah meninggalkanku. Karena, yang harus dilakukan ketika seseorang memutuskan untuk pergi, hanyalah membiarkannya pergi. </em> <em>Begitu, kan?</em> <em>Maka, izinkan aku satu kali saja merasakan bagaimana rasanya meninggalkan seseorang. Apakah rasanya sesakit bagaimana selama ini aku ditinggalkan?</em> <em>Tapi ternyata, rasanya menyakitkan, ya? Meninggalkan atau ditinggalkan, rasanya sama-sama menyakitkan bagiku. Jadi, seharusnya bagaimana?</em>
Buku *Paragraf Patah Hati* karya Igant Erisza Maudyna adalah kumpulan paragraf yang mewakili suara hati, perasaan, dan refleksi pribadi penulis dalam perjalanan menulis novelnya. Buku ini tidak hanya menjadi bukti tekad penulis untuk mewujudkan impian menjadi penulis, tetapi juga menjadi pengakuan atas dukungan dan kepercayaan dari berbagai pihak yang telah mendampinginya sejak lama. Dalam buku ini, penulis mengungkapkan perjalanan panjang menuju kesuksesan, tantangan yang dihadapi, serta kegigihan untuk terus berkarya. Setiap paragraf dalam buku ini dapat dianggap sebagai cerminan dari perasaan dan pengalaman pribadi penulis, yang mungkin juga mencerminkan perasaan dan pengalaman pembaca. *Paragraf Patah Hati* adalah buku yang mengajak pembaca untuk merenung, bersyukur, dan terus berjuang menuju impian mereka, meski jalan terkadang penuh patah hati.