<strong>AKU, KAMU DAN AL-QUR’AN</strong> <strong>(Kenali, dekati dan amalkan)</strong> Sudahkah menyapaku hari ini? Katanya cinta? Ternyata, hanya gombalan saja. Kita mungkin sering menyapa teman-teman, orang tua, saudara, dan mungkin orang yang baru kita kenal. Sebagai kebiasaan untuk membangun hubungan sosial yang baik, <em>Hablumminannas</em>. <em>So</em>, apakah kita juga melakukan hal yang sama kepada Al-Qur’an? Seberapa besarkah cinta kita kepada Al-Qur’an? Cinta, tak hanya sekedar diucapkan tapi juga butuh pembuktian. Jika cintanya seorang lelaki adalah membuktikannya dengan menikahi siapa yang dicintai, maka cinta kita kepada Al-Qur’an dari yang paling terendah adalah dengan membacanya. Tahapan berikutnya dari cinta kepada Al-Qur’an adalah dengan mempelajari dan mengamalkan. Setidaknya kita sudah berusaha untuk membuktikan cinta kita dengan sungguh-sungguh. Jika di dalam dunia percintaan, ada yang dikenal dengan cinta palsu. Maka kepada Al-Qur’an juga bisa berlaku cinta yang seperti ini. Yaitu, dengan hanya sekedar mengungkapkan perasaannya kepada Al-Qur’an, tanpa upaya untuk mau membaca, mempelajari, serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita sudah mengatakan cinta kepada Al-Qur’an karena mengharapkan rida-Nya, maka kita telah berada pada lingkaran cinta yang akan mendatangkan ketenangan hati. Sekaligus sebagai bekal kita di dunia dan di akhirat. Semoga Allah SWT memberikan Taufiq-Nya kepada kita semua, sehingga kita lebih mendekati, mengenal, serta mengamalkan isi Al-Qur’an.