Untuk menandingi sombong-sombong yang ; menghancurkan, yang mendiskreditkan kebaikan, harus ada sombong-sombong tandingan yang membawa pada hal-hal yang membangun. Bukan sombong sungguhan, tapi sombong yang diperlukan bagi konteks kehidupan yang sangat beragam ini. Terutama, agar argumentasi kebaikan tidak terus tabu, tapi terus lumrah. ; <em> ;Kenapa kamu bisa seperti sekarang ini? Secakap, sebijak, ; dan sepintar ini? </em> <em> ;Karena belajar saya lebih banyak dari pada belajarnya kamu. </em> <em> ;Maksudmu!? </em> <em> ;Karena aku tidak setega kamu yang begitu mudah menyia-nyiakan waktu. </em>