Imron, Sohari, dan Amar adalah teman satu kelas. Usia mereka masih belasan tahun. Namun, mereka sudah berani menjadi joki karapan sapi. Wah, hebat, ya? Apa mereka tidak takut jatuh? Yuk, ikuti keseruan mereka saat berlatih menjadi joki!
Buku Buku ini mengisahkan perjalanan Satria dan Bagas yang ikut serta dalam sebuah pertunjukan wayang kulit yang digelar di malam hari. Mereka berdua, bersama dengan Mas Hadi, membantu menyiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti blenceng, kelir, dan wayang yang terbuat dari kulit sapi serta tangkainya dari tanduk. Dalam pertunjukan tersebut, Satria dan Bagas melihat dalang Ki Agus memainkan cerita Ramayana dengan gerakan-gerakan wayang yang menarik. Mereka terpana oleh kesenian yang dipertunjukkan, meskipun beberapa kali mengantuk. Namun, Satria tetap menahan kantuk hingga pertunjukan selesai, meskipun akhirnya tertidur di pangkuan ibunya saat adegan Haneman membakar kerajaan Rahwana. Melalui pengalaman ini, Satria menyadari betapa serunya kesenian wayang kulit dan berharap suatu saat bisa menjadi dalang seperti yang ia impikan. Buku ini memberikan gambaran mengenai proses persiapan pertunjukan wayang kulit, alat-alat yang digunakan, serta keunikan dari seni wayang yang merupakan bagian dari budaya Nusantara.