Inflamasi merupakan sistem pertahanan yang secara luas didefinisikan sebagai respon nonspesifik terhadap kerusakan jaringan dan digunakan oleh sistem imun bawaan dan adaptif untuk melawan berbagai patogen (Ashley et al., 2012). Inflamasi ditengarai oleh lima tanda klasik, yaitu rubor (kemerahan), calor (sensasi panas), tumor (pembengkakan), dolor (nyeri), dan functio laesa (hilangnya fungsi). Adapun sistem imun meliputi sel-sel serta antibodi dan protein komplemen di dalam sel, yang memediasi respon terhadap inflamasi, melalui dua aksi yaitu (1) meredakan stimulus inflamasi sekaligus (2) menginisiasi memori imunologi (Royer dan Armstrong, 2016). Peran dasar sistem imun adalah membedakan tubuh dari benda asing. Berbagai stimulan atau rangsangan sitokin proinflamasi, yaitu tumor necrosis factor (TNF)-? dan interleukin (IL)-1ß, pathogen-associated molecular patterns (PAMPs) atau damage-associated molecular patterns (DAMPs) akan berinteraksi dengan reseptornya untuk mengaktivasi faktor transkripsi nuclear factor-?-light-chain-enhancer of activated B cells (NF?B atau NF-kappaB) yang berada di sitoplasma sel (Hoesel dan Schmid, 2013).
Buku Buku ini membahas secara mendalam tentang aktivitas antiinflamasi tanaman kecombrang (Etlingera elatior Jack RM Smith) dari perspektif molekuler. Buku ini berisi empat bab yang saling terkait, dimulai dari pendahuluan yang menjelaskan konsep inflamasi dan NF-kappaB, serta aspek botani dan kandungan kimia tanaman kecombrang. Bab kedua fokus pada flavonol, yaitu senyawa bioaktif yang terkandung dalam bunga kecombrang, termasuk flavonol sintase, kuersetin, dan rutin dalam fraksi etil asetat. Bab ketiga menjelaskan secara rinci mekanisme aktivitas antiinflamasi bunga kecombrang, termasuk penghambatan nitrat oksida sintase, ulserasi lambung tikus, infiltrasi sel inflamasi di lambung tikus, dan aktivasi NF-kappaB. Penjelasan ini didukung oleh data eksperimental *in vitro* dan *in silico*, serta hasil uji coba pada hewan percobaan. Buku ini merupakan referensi yang komprehensif bagi peneliti, mahasiswa, dan praktisi bidang farmakologi, biokimia, dan ilmu kesehatan yang tertarik memahami potensi farmakologis tanaman kecombrang sebagai bahan pengobatan tradisional yang memiliki dampak antiinflamasi pada tingkat molekuler.