Politik

Presiden Buatan Manusia

Manusia secara otomatis menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan bagi keluarganya. Manusia juga dapat menjadi pemimpin bagi kelompoknya, bagi masyarakatnya, bagi bangsa dan negaranya jika mendapatkan amanah dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Ketika seseorang ingin menjadi pemimpin bagi masyarakatnya, daerahnya, bangsanya dan negaranya dia memerlukan berbagai legitimasi atau pengakuan dan pengesahan berupa legitimasi ketuhanan, legitimasi administratif dan legitimasi populer. Legitimasi ketuhanan seseorang diindikasikan dalam bentuk keberagamaan seseorang (beragama atau tidak) dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari apakah sesuai dengan norma-norma hukum dan agama yang dianut. Legitimasi administratif berupa persyaratan-persyaratan administratif yang diperlukan. Legitimasi populer menghendaki dukungan dari pengikut atau masyarakat kepada calon pemimpin. Legitimasi ketuhanan dan legitimasi administratif biasanya dapat dipenuhi. Di negara-negara demokrasi, legitimasi populer diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) baik pemilu legislatif maupun pemilu eksekutif serta pemilihan kepala daerah. Seseorang yang memperoleh suara yang cukup sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku ditetapkan sebagai pemimpin. Pemimpin yang terpilih melalui proses politik disebut pemimpin politik seperti presiden, gubernur, bupati, walikota dan para anggota legislatif. Oleh karena itu, legitimasi populer belum tentu dapat dipenuhi oleh seseorang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin meskipun berbagai persyaratan lainnya sebagai pemimpin telah dipenuhi.

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: