Hal ini tentu bukan pekerjaan mudah dan gampang di tengah rendahnya gairah mahasiswa untuk menekuni dunia karang-mengarang atau tulis-menulis. Rendahnya gairah untuk memproduksi pengetahuan dikeluhkan banyak pihak. Akibatnya adalah terjadi kelangkaan penulis muda dari kalangan generasi muda. Hal ini nampak sangat jelas dengan kurangnya mahasiswa tertarik menulis di media massa maupun matinya jurnal kampus yang dikelola mahasiswa. Di tambah lagi dengan tenggelamnya karya mahasiswa berupa jurnal ilmiah semakin menambah daftar panjang. Keluhan ini tidak salah. Namun, bukan solusi yang tepat. Sebab, kurangnya gairah tulis-menulis dikalangan mahasiswa tentu banyak faktor. Misalnya, mahasiswa malas membaca dan jarang memburu sumber-sumber baru. Sang dosen kurang mampu menstimulus mahasiswa untuk berkarya. Bahkan, sang dosen sendiri tidak produktif dalam menulis karya ilmiah (Karim, 1985). Ada pula yang menyebutkan bahwa mahasiswa tidak pandai memutuskan apa yang bisa ditulis dana pa yang tidak bisa ditulis (Wisanggeni, 2012). Dengan kondisi tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa kurangnya minat mahasiswa dalam menulis ternyata tidak datang dari dirinya, tetapi juga di luar dirinya, yakni lingkungan sosialnya.