Kartini Tanpa Kebaya adalah kumpulan cerpen yang menghadirkan potret-potret perempuan pejuang dalam wujud yang tak selalu lantang, tak selalu mengenakan kebaya (dalam hal ini, kebaya sebagai simbol status sosial) dan tak selalu dikenang. Mereka adalah perempuan-perempuan biasa dalam kehidupan sehari-hari: seorang ibu, istri, anak, buruh, guru, hingga janda yang memperjuangkan cinta, keadilan, martabat, dan keberlangsungan hidup dengan cara mereka masing-masing. Cerita-cerita dalam buku ini menggugah karena begitu dekat dan nyata; lahir dari denyut kehidupan masyarakat yang akrab dengan keseharian pembaca. Perjuangan para perempuan di dalamnya tak selalu disuarakan dengan teriakan, melainkan lewat diam yang menguat, luka yang disembunyikan, dan cinta yang terus diperjuangkan