Pernahkah kita merasa rusak, lelah, dan kehilangan arah, namun tetap memaksa diri tersenyum di depan dunia? Buku Bengkel Manusia hadir sebagai tempat teduh bagi jiwa yang penat, hati yang remuk, dan pikiran yang bising. Di setiap halamannya, pembaca diajak masuk ke ruang-ruang sunyi dalam diri. Menyentuh luka yang lama dipendam. Membongkar dosa-dosa tersembunyi yang selama ini dibungkus citra. Menyadari bahwa nafsu yang tak terkontrol bisa menjelma menjadi Tuhan palsu yang menyesatkan langkah. Buku ini bukan hanya bacaan, tapi cermin. Cermin yang memantulkan siapa kita sebenarnya