Buku Anak dan Media Sosial, Kenapa Tidak? menghadirkan kajian komprehensif yang mengulas urgensi pemahaman kritis mengenai interaksi anak dengan media sosial dalam lanskap masyarakat digital yang semakin kompleks dan tak terhindarkan. Media sosial yang pada awalnya hanya dipandang sebagai sarana hiburan, kini telah menjadi ruang sosial yang secara signifikan memengaruhi pembentukan identitas personal, pola komunikasi, konstruksi makna, serta penguatan literasi digital pada anak. Namun di balik potensi positif berupa akses tak terbatas terhadap pengetahuan, peluang pengembangan kreativitas, dan jejaring pembelajaran lintas batas geografis, tersimpan risiko serius yang perlu diantisipasi, mulai dari eksposur konten yang tidak sesuai usia, cyberbullying, eksploitasi data pribadi, hingga dampak psikososial berupa kecemasan, depresi, dan gangguan regulasi diri. Buku ini menegaskan bahwa pendekatan parsial yang hanya mengandalkan pengawasan atau pelarangan semata tidak memadai dalam merespons kompleksitas problematika yang muncul; diperlukan strategi pendampingan berbasis literasi kritis, penguatan resiliensi anak, serta pembiasaan etika digital sejak dini yang didukung oleh kebijakan publik yang progresif dan adaptif terhadap dinamika perkembangan teknologi. Buku ini menjadi kontribusi penting bagi akademisi, praktisi pendidikan, pengambil kebijakan, dan masyarakat luas yang ingin memahami secara konseptual, empiris, dan praktis mengenai relasi anak dengan media sosial, serta merumuskan intervensi yang transformatif agar pemanfaatan media digital tidak hanya mendukung pertumbuhan anak yang sehat, cerdas, resilien, dan berdaya saing di abad ke-21, tetapi juga memastikan warisan ruang digital yang lebih humanis, inklusif, dan bermakna. Fiat Lux in Digitalis. Anak dan Media Sosial, Kenapa Tidak?