FNAB memungkinkan pengambilan sampel sel dari lesi atau massa yang mencurigakan di tubuh dengan menggunakan jarum halus (biasanya berukuran 22 hingga 27 gauge). FNAB pertama kali diperkenalkan pada pertengahan abad ke-20 dan awalnya digunakan untuk mendiagnosis berbagai jenis tumor, terutama pada kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Keunggulan FNAB terletak pada sifatnya yang minim risiko, biaya yang relatif rendah, serta kemampuan untuk memberikan diagnosis yang cepat dan akurat. Seiring waktu, prosedur ini berkembang pesat, terutama dengan kemajuan teknologi imaging yang memungkinkan panduan lebih presisi dalam pengambilan sampel dari organ-organ dalam yang sulit diakses. FNAB yang dilakukan dengan panduan imaging memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode konvensional, terutama dalam hal akurasi dan keamanan. Setiap modalitas imaging yang digunakan dalam FNAB memiliki karakteristik unik yang membuatnya ideal untuk jenis lesi atau organ tertentu.