Buku ini mengajak pembaca merenungkan lima kata kunci: Ladangku, Agamaku, Gerejaku, Imanku, dan Hidupku, yang menjadi fondasi untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan otentik. Anda akan dibimbing untuk melihat hidup ini sebagai “ladang nyata” tempat iman diwujudkan, bukan sekadar impian. Buku ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara ritual keagamaan dan realitas sehari-hari, mendorong pembaca untuk menjadikan gereja sebagai tempat pertumbuhan rohani yang dinamis, bukan hanya sekadar tempat ibadah. Selain itu,, buku ini mengeksplorasi iman sebagai relasi personal yang hidup, bukan hanya rutinitas tanpa makna, serta bagaimana iman yang satu dapat terwujud dalam beragam warna kehidupan. Pembaca diajak memahami tanggung jawab iman yang berbuah nyata, menemukan kedamaian dalam setiap tantangan, dan menyeimbangkan waktu Tuhan dengan waktu kita. Dengan bab-bab seperti “Tangan dan Doa”, “Warisan Iman”, hingga “Musim dan Tantangan”, buku ini menekankan pentingnya pelayanan yang bermakna, bahkan ketika menghadapi masa-masa sulit, mengubah setiap aspek kehidupan menjadi kesaksian iman yang kuat.