Mutiara. Namanya adalah doa, tapi hidupnya adalah perjuangan. Ia adalah singa podium yang gelisah, gadis tomboi yang merindukan Ayahnya, dan seorang abdi negara yang baru memulai langkah. Ketika kehilangan terbesarnya terjadi di tengah pencapaian tertingginya, Mutiara nyaris hancur. Satu-satunya hal yang membuatnya terus melangkah adalah sebuah janji pada Ayahnya, dan pada dirinya sendiri. Sebuah janji yang membentang 42 kilometer di jalanan berdebu, dan ribuan kilometer jauhnya menuju kota di atas air