Politik

Upaya TNI Lepas dari Embargo Militer AS dan Melanjutkan Program IMET

Lobi Indonesia agar Amerika Serikat mencabut embargo (penghentian sementara) penjualan peralatan militer kembali gagal. AS tetap mempertahankan kebijakan itu dengan alasan kongres negara itu belum menyetujui usulan pencabutan embargo. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, pemerintah terus-menerus mengupayakan agar embargo itu dicabut dalam setiap pembicaraan dengan AS. "Tapi masalahnya ketanggor (terbentur) di Kongres AS (lembaga perwakilan negara bagian)," katanya setelah bertemu dengan Deputi Menteri Pertahanan AS Paul Wolfowitz di Hotel Hilton kemarin. Pertemuan itu terutama membicarakan pengerahan bantuan militer AS untuk operasi kemanusiaan setelah bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Selama pertemuan, Wolfowitz didampingi antara lain Duta Besar AS untuk Indonesia Lynn Pascoe dan Panglima Armada AS Wilayah Asia-Pasifik Admiral Thomas Fargo. Juwono didampingi Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Mayor Jenderal (Purn) Sudrajat. Juwono menjelaskan, Kongres AS sangat menentukan dalam perizinan jumlah dan jenis peralatan militer, baik mesin maupun suku cadang, yang bisa dijual kepada negara lain. Itulah masalah pokok sehingga permintaan Indonesia agar embargo dicabut belum dikabulkan. Apalagi cukup banyak anggota Kongres yang selalu kritis terhadap TNI sehingga tercipta citra yang negatif di sana. Lembaga swadaya masyarakat dan media massa di AS juga dianggap berperan dalam membentuk citra negatif itu, misalnya dalam hal pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan TNI di masa lalu. Koleksi Tempo Publishing

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: