Bank Sampah tidak hanya menjadi tempat penampungan sampah anorganik, tetapi juga berfungsi sebagai media edukatif untuk menanamkan budaya bersih, mengembangkan keterampilan pengelolaan lingkungan, serta mengenalkan prinsip ekonomi sirkular dan kewirausahaan lingkungan di kalangan siswa. Melalui aktivitas rutin seperti memilah, menimbang, mencatat, dan mendaur ulang, peserta didik belajar untuk melihat sampah sebagai sumber daya, bukan semata limbah. Dukungan ini membuka peluang lebih besar dalam peningkatan kapasitas operasional, perluasan dampak edukasi, serta keterlibatan masyarakat sekitar sekolah dalam membangun budaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Keberhasilan dalam mengembangkan model ini menegaskan bahwa pendidikan lingkungan tidak harus menunggu kebijakan besar, tetapi dapat tumbuh dari inisiatif lokal yang didukung oleh semangat kolaborasi dan inovasi. Program ini kini menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana sekolah bisa menjadi pusat perubahan, tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam membentuk ekosistem sosial yang peduli, tangguh, dan sadar lingkungan di kawasan pesisir Indonesia. Pentingnya Pendidikan Sampah di Sekolah Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan yang berdampak luas dan kompleks, baik secara lokal maupun global. Di Kota Balikpapan, peningkatan volume sampah seiring pertumbuhan penduduk, urbanisasi, serta geliat sektor industri dan perdagangan menjadi tantangan serius yang memerlukan penanganan terpadu. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup, Kota Balikpapan menghasilkan ratusan ton sampah setiap harinya, dengan dominasi sampah organik dan anorganik yang sebagian besar belum terpilah. Kondisi ini juga tercermin di lingkungan sekolah, di mana pengelolaan sampah yang tidak optimal dapat memicu berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, serta menurunnya kenyamanan dan efektivitas proses pembelajaran. Jika tidak ditangani dengan baik, sekolah bukan hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga berisiko menjadi sumber pencemaran lokal. Oleh karena itu, penting bagi setiap satuan pendidikan di Kota Balikpapan untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang holistik dan berkelanjutan. Langkah-langkah seperti pemilahan sampah sejak dari sumber, penyediaan fasilitas tempat sampah terpilah, penerapan kurikulum berbasis lingkungan, serta kerja sama dengan bank sampah, LSM, dan program pemerintah seperti Gerakan Balikpapan Bersih, menjadi kunci utama.