 
        uku ajar ini lahir dari keyakinan bahwa pasar tradisional, gang sempit bersejarah, dan ruang-ruang publik yang terlihat sederhana menyimpan makna besar dalam membentuk identitas kota dan memori kolektif warganya. Di tengah gelombang modernisasi dan homogenisasi ruang urban, muncul kebutuhan mendesak untuk mengangkat kembali nilai-nilai lokal yang autentik bukan sekadar sebagai objek wisata, tetapi sebagai fondasi dari strategi perancangan kota yang inklusif, berakar, dan berkelanjutan. Buku ini mencoba menjawab tantangan itu, dengan merancang narasi pembelajaran yang kritis dan aplikatif bagi mahasiswa, perencana, dan siapa pun yang peduli pada kelangsungan ruang budaya.
