Humanisme sebagai paham dan gerakan lahir sebagai reaksi terhadap peradaban yang dehumanis dari Abad Pertengahan yang tampil dengan wajah menakutkan dari persatuan antara agama (gereja) dan Negara. Di dalam persatuan ini manusia menjadi perkumpulan saleh yang harus tunduk kepada doktrin gereja atas nama Tuhan. Wacana utamanya bukan tentang kebebasan manusia dalam merumuskan dirinya dan dunia, tetapi keselamatan jiwa sehingga bisa menebus dosa. Kehidupan manusia seluruhnya telah diatur dan ditentukan oleh gereja dan negara atas nama Tuhan.1