Konsep manajemen laba umumnya didasari oleh teori agensi yang menyatakan praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbuk ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkan. Dalam hubungan agensi tersebut, manajer dengan asimetri informasi yang dimilikinya mendapat peluang untuk memaksimalkan kepentingannya. Hal ini mendorong manajer (agent) untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya yang pada akhirnya mengarah pada praktik manajemen laba.