Mendengar laporan BBC tentang langkah Irak menuju sebuah konstitusi membuat sangat tertekan. BBC membuat kesan bahwa pembicaraan tentang konstitusi akan gagal. Negeri itu menuju perang saudara antara Syiah, Sunni, dan Kurdi, tiga kelompok yang seakan-akan ingin saling membunuh. Kenyataannya, jauh penuh harapan daripada gambaran itu. Irak, sebuah negara tanpa tradisi nilai dan lembaga demokrasi, bangkit dari beberapa dasawarsa di bawah Saddam. Kekerasan yang menghancurkan negeri itu sejak tentara koalisi membebaskan Irak dari tirani adalah konsekuensi dari kegiatan kelompok fanatis yang didatangkan. Penduduk asli Irak, politikus demokratik, kenyataannya menghasilkan kemajuan penting untuk menyepakati dokumen yang akan memberikan kerangka kerja bagi masa depan yang damai dan demokratis. Ini bukan pekerjaan mudah. Ini juga bukan batas waktu arbitrase yang membantu pembicaraan tentang konstitusi. Seperti dikatakan Presiden Bush, bangsa Amerika butuh 13 tahun sejak deklarasi kemerdekaan untuk menghasilkan konstitusi yang disepakati. Bangsa Irak diminta melakukan hal yang sama dalam beberapa bulan.Tak seorang pun perlu meremehkan besarnya perbedaan yang memisahkan Syiah fundamentalis dengan Sunni dan Kurdi yang sekuler. Sehingga persoalan di antara mereka--peran Islam dalam masa depan negeri itu--kenyataannya telah diselesaikan dan disepakati. Konstitusi menyatakan bahwa Islam harus menjadi "sumber dasar hukum". Koleksi Tempo Publishing