Perundingan enam negara yang membahas nuklir Korea Utara kemarin berakhir memuaskan. Korea Utara akhirnya bersedia menghentikan semua program nuklirnya, ditukar dengan janji bantuan kemanusiaan dan keamanan dari dunia internasional. Perundingan enam negara itu melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan Cina selaku tuan rumah. Hasil perundingan putaran keempat yang dimulai sejak Selasa (13/9), tergolong paling menjanjikan dibanding putaran-putaran lain. "Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) bersedia menghentikan semua program nuklir yang ada dan senjata nuklir serta secepatnya kembali ke Pakta Nonproliferasi Nuklir (NPT) dan pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)," demikian perjanjian itu menyebutkan. "Inilah hasil paling penting sejak perundingan enam negara dimulai dua tahun lalu," kata ketua delegasi Cina, Wu Dawei, setelah keputusan yang dituangkan dalam bentuk perjanjian itu dibacakan. Sebagai imbal balas atas kesediaan Pyongyang, kelima negara lain setuju mengakui hak Korea Utara--selaku penanda tangan NPT--memiliki energi nuklir untuk kebutuhan damai dan berjanji meninjau kebutuhan Pyongyang akan pembangkit listrik tenaga nuklir pada waktu yang tepat. Menurut perjanjian itu, Amerika Serikat bersedia menghormati kedaulatan Korea Utara dan mengurungkan niatnya melancarkan serangan militer. Sikap Amerika ini merupakan perubahan besar karena Washington selama ini mengancam akan menyerang Pyongyang jika tak menghentikan program nuklirnya. Koleksi Tempo Publishing