Buku "Miskin Itu Asyik" hadir sebagai upaya untuk menggugat anggapan tersebut. Buku ini bukan ajakan untuk mencintai sebuah kemiskinan, tetapi ajakan untuk dapat melihat kehidupan dari sudut pandang yang lebih luas dan manusiawi. Bahwa dalam hidup yang sederhana pun, terkadang terdapat ruang bagi tawa, syukur, dan kebahagiaan yang hakiki. Bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berkorelasi dengan saldo rekening atau jumlah aset, tetapi justru sering ditemukan dalam hati yang bersih, relasi sosial yang hangat, dan keteguhan spiritual yang mendalam.