Buku ini menghadirkan kumpulan puisi yang lahir dari perenungan panjang penulis terhadap realitas sosial, politik, dan kemanusiaan. Puisi-puisi yang ditulis dalam rentang waktu 2019–2021 merekam jejak duka bangsa di tengah pandemi serta kritik halus terhadap nurani yang seakan tertidur di kursi kekuasaan. Setiap bait menjadi ruang pertemuan antara rasa dan logika, menghadirkan pengalaman membaca yang bisa ditafsirkan dari sudut estetik maupun nalar. Di balik rangkaian kata yang mengalir bebas, pembaca diajak menelusuri pergulatan batin, kegetiran hidup, sekaligus secercah harapan yang lahir dari pengalaman pribadi maupun fenomena sosial. Puisi di sini tidak sekadar menjadi tempat bersembunyi, melainkan ruang netral untuk membebaskan diri, mengekspresikan ilusi, dan mendemonstrasikan nurani yang kerap terabaikan. Melalui buku ini, terlihat bahwa puisi mampu berdiri sebagai saksi zaman, merekam peristiwa, sekaligus menjadi medium penyembuh luka. Sebuah ajakan halus agar pembaca tidak hanya merasakan keindahan kata, tetapi juga merenungi makna yang lebih dalam tentang kehidupan dan kemanusiaan.