Permintaan daging ayam lokal meningkat cukup signifikan seiring dengan bertambahnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat. Ayam lokal menyumbang 2% - 4% telur dan 25% daging yang dikonsumsi di dalam negeri (Ditjennak, 221). Hal tersebut kini telah merupakan tuntutan masyarakat konsumen, mengingat aspek preferensi maupun daya jangkau, dan termasuk daya belinya cukup kuat. Ayam lokal lebih memungkinkan untuk dikembangkan sebagai peternakan rakyat, mengingat bahwa ayam lokal umumnya tidak memerlukan modal yang besar, mudah dalam pemeliharaan, dan daya adaptasi cukup baik, serta daging dan telurnya lebih disenangi oleh masyarakat. Salah satu jenis ayam lokal adalah ayam Sentul yang merupakan plasma nutfah lokal asal Kabupaten Ciamis Jawa Barat.