Kabar bohong atau hoaks banyak berseliweran di dunia maya. Dengan kemajuan teknologi, setiap orang dapat dengan mudah mengunggah dan menyebarkan informasi yang didapat. Masalahnya, kemudahan tersebut tidak dibarengi dengan upaya verifikasi atau kecukupan ilmu masyarakat atas informasi yang ditemukan, sehingga dapat menyesatkan penerimanya. Berdasarkan catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, selama masa pandemi Covid-19 hingga Mei 2021, ada 1.624 kabar bohong yang ditemukan. Adapun hoaks perihal vaksin mencapai 206 informasi.