Dalam budaya Batak Toba, frasa Anak Ni Raja dan Boru Ni Raja bukan sekadar gelar, melainkan cerminan dari struktur sosial yang telah mengakar sejak lama. Namun, di balik keindahan dan kekayaan budaya ini, tersimpan tantangan dan ketidakadilan yang perlu dihadapi, terutama dalam konteks era modern yang menuntut kesetaraan dan keadilan gender. Buku ini hadir sebagai upaya untuk merekonstruksi makna dan peran Anak Ni Raja (laki-laki) dan Boru Ni Raja (perempuan) dalam budaya Batak Toba. Buku ini tidak hanya ditujukan untuk orang Batak Toba, tetapi juga untuk siapa pun yang peduli pada isu budaya, gender dan keadilan sosial. Melalui narasi yang kaya dan analisis yang mendalam, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan kembali identitas dan peran laki-laki serta perempuan dalam budaya Batak Toba, sekaligus menawarkan solusi untuk menghadapi tantangan di era modern. Pdt. Agus Parasian Sinaga, seorang Pendeta Huria Kristen Indonesia (HKI) yang sedang menyelesaikan Studi Magister Teologi di STT Abdi Sabda Medan dalam bidang konsentrasi Etika Budaya. Buku yang ditulis dan sudah terbit: (1) Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon, Indramayu: Adab Indonesia, 2024; (2) Pendidikan Agama Kristen untuk Anak dan Remaja, Indramayu: Adab Indonesia, 2024; dan (3) Pendidikan Agama Kristen Kateketik Dewasa, Yogyakarta: KBM Indonesia, 2024.