Hemodialisis ialah sebagai satu Teknik yang dipergunakan guna meningkatkan fungsi ginjal secara optimal yang mengalami gagal fungsi permanen. Hemodialisis ialah suatu proses membersihkan darah, yakni produk sisa dan kelebihan cairan dibuang melalui mesin yang dikaitkan dengan tubuh pasien (Indonesian Renal Registry, 2018). Pasien melaksanakan hemodialisis di unit hemodialisis 1-2 kali per minggu dalam jangka waktu empat sampai lima jam setiap periode. Sedangkan lama pasien menjalani hemodialisis menunjukkan status survival (ketahanan) pasien PGK dengan hemodialisis, misal 1-2 tahun bahkan lama sampai lebih dari 4 tahun. Penyakit Penyakit Ginjal Kronis dan terapi hemodialisis akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan pasien sehingga pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis harus diberikan pendidikan kesehatan tentang: tujuan terapi hemodialisis, manfaat pengobatan dan efek samping obat, cara perawatan area bekas akses vaskuler, tujuan diet dan akibat kegagalan memenuhi diet, pencegahan dan pendeteksian kelebihan cairan, penatalaksanaan dan pengurangan gejala gatal, Penjelasan tentang komplikasi hemodialisis, cara mengurangi kecemasan dan ketergantungan pasien, cara mengatur keuangan, cara yang bisa digunakan untuk mempertahankan kemandirian pasien (Idier et al., 2011; Qureshi, Khalil and Alsanad, 2020). Buku Panduan ini disusun mengacu pada model spiritual (Spiritual Well Being in Illness) O Brien dan Pargament serta Stress and coping strategy model dari Lazarus dan Folkman. Buku Panduan pendekatan spiritual religius Coping untuk meningkatakan manajemen diri pada pasien ginjal kronis ini merupakan hasil rekomendasi penelitian pada sebelumnya. Pendekatan dengan nilai keislaman Spiritual Religious Coping akan lebih mudah diterima dalam masyarakat. Intervensi ini diharapkan dapat yang diharapkan dapat membentuk manajemen diri yang baik pada pasien serta meningkatkan manajemen diri selama proses pengobatan.