Kisah “Umar di Padang Pasir” ini lahir dari pergulatan batin seorang kakak yang juga sedang belajar memahami hidup—tentang sabar dalam kekurangan, ikhlas dalam memberi, dan ridha dalam menerima takdir. Kita semua, di satu titik kehidupan, pasti pernah merasa sepi, sempit, atau bahkan kehilangan arah. Tapi dalam sunyi itu, sering kali Allah mengirimkan cahaya. Kadang berupa doa seorang ibu, kebaikan kecil yang kita beri, atau mimpi yang menggugah jiwa. Umar dan Laila hanyalah dua nama fiktif, namun di balik tokoh mereka, ada potret nyata dari banyak manusia yang diam-diam memperjuang kan hidupnya dengan sabar, penuh cinta, dan diam-diam mencatatkan amal untuk akhirat. Semoga kisah ini menjadi pengingat, bahwa setiap kebaikan yang kita tabur—sekecil apa pun itu—tidak pernah sia-sia di sisi-Nya.