Novel

Al-Lier I: Amonk In Sundaland (Novel, Filsafat, Psikologi, Budaya, Hukum, dan Misteri Sastra Filosofis Nusantara Kontemporer)

Di pedalaman Lebak, Banten, hidup seorang pemuda desa bernama Amonk. Ia lahir dari keluarga petani sederhana, tumbuh dalam tradisi Islam dan budaya Sunda yang kuat, namun tidak pernah benar-benar menyadari keberadaan dirinya dalam skema besar semesta. Hidupnya berjalan seperti arus sungai: dari sawah ke rumah, dari lapar ke kenyang, dari kenyang ke modol. Ia hidup tetapi tidak hadir. Ia percaya tetapi tidak bertanya. Ia berjalan dalam dunia yang ditenun oleh hukum-hukum metafisika, tetapi tidak pernah melihat benangnya. Namun, semesta tidak diam. Di balik rutinitas Amonk, tersimpan sistem tak kasatmata bernama Al La Mi Ra. Ini adalah struktur metafisis yang menjelaskan bagaimana data, hukum, dimensi, energi, kesadaran, dan probabilitas membentuk kenyataan. Dalam dunia ini, hadir sosok misterius bernama No.8. Ia adalah pengamat realitas dan penafsir semesta, yang melihat hidup bukan sebagai cerita, melainkan sebagai rumus. Melalui pertemuan sederhana yang tampak kebetulan, yaitu ketika air tertumpah saat tidur, Amonk dan No.8 dipertemukan. Dari titik itu, tabir pelan-pelan mulai terbuka. Realitas bergeser dari rutinitas menjadi refleksi, dari sawah menjadi semesta, dari lier menjadi sadar. Kisah Amonk adalah novel kontemplatif yang menggabungkan filsafat, psikologi, kosmologi, hukum, dan kearifan lokal Sunda dalam satu jalinan cerita. Buku ini bukan hanya kisah tentang seorang pemuda desa, tetapi juga tentang manusia pada umumnya, tentang waktu, dan tentang pertanyaan abadi yang terus bergema: siapa aku, dari mana aku, dan mengapa semesta terasa begitu biasa padahal menyimpan keajaiban luar biasa?

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: