Buku ajar berjudul Pengendalian Vector dan Zoonosis Disease secara ringkas menguraikan aspek-aspek penting yang perlu dipahami pembaca dalam upaya pengendalian vector dan zoonotic disease di Indonesia. Permasalahan kesehatan yang ditularkan melalui vector nyamuk, lalat, kecoa, pinjal dan rodent (tikus) masih menjadi masalah kesehatan yang belum kunjung terselesaikan. Sebut saja kejadian DBD yang hampir ada sepanjang tahun terutama pada wilayah perkotaan padat penduduk. Sedangkan untuk malaria sendiri, target eliminasi tahun 2030 masih memerlukan kerja keras lintas sektor dan keterlibatan masyarakat secara aktif. Upaya pengendalian vector penting dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan secara spesifik untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas zoonotic disease khususnya vector borne disease. Disini kami menguraikan informasi penting berkaitan ecology dan bionomic vector sebagai langkah awal untuk memahami vector itu sendiri dan studi-studi kasus terkait pengaruh perubahan lingkungan terhadap ecology dan bionomic vector yang dapat berpengaruh pada fluktuasi zoonotic disease di suatu wilayah. Vector sendiri diartikan sebagai artropoda atau invertebrata lain yang berpotensi menularkan patogen dengan melakukan inokulasi ke dalam tubuh melalui kulit atau membran mukosa, melalui gigitan, atau meletakkan material infektif pada kulit, makanan, atau obyek lain, merujuk pada defenisi ini, maka memahami vektor menjadi penting agar dapat memahami berbagai aspek epidemiologi penyakit yang ditularkan vektor dan untuk menetapkan strategi pengendaliannya terbaik.