Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB dan sebagian besar kasus adalah usia produktif (15-55 tahun). Penemuan kasus merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana kasus TB. Penemuan ini bertujuan untuk mendapatkan kasus TB melalui serangkaian kegiatan, yakni penjaringan terhadap terduga kasus TB, pemeriksaan fisik dan laboratoris, menentukan diagnosis. Rangkaian kegiatan ini dilakukan agar kasus tersangka TB diobati agar sembuh dan tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Saat ini yang telah terlihat dalam penangulangan TB adalah organisasi kemasyarakatan dan tokoh adat. Organisasi kemasyarakatan bekerja ditengah-tengah masyarakat dan lebih memahami situasi setempat sehingga lebih mengerti kebutuhan masyarakat termasuk dalam hal penemuan kasus TB dan pengobatan TB. Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis, hasil yang akan dicapai. Intervensi masalah pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pemangku adat (Rato) dalam penemuan kasus TB yang belum banyak dilakukan perawat dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman dalam mengenali perubahan dalam pengetahuan klien untuk segera mencari pengobatan. Perawat yang bekerja di puskesmas harusnya berfokus pada pelayanan secara holistik yang memiliki kemampuan untuk mengenali respon yang ditimbulkan pasien. Sampai saat ini, belum ada intervensi penelitian di Indonesia untuk pemberian intervensi pendidikan kesehatan terhadap pemangku adat. Pada buku ini dijelaskan pengaruh pendidikan kesehatan kepada pemangku adat (Rato) terhadap penemuan kasus TB.