Abu marah-marah kepada adiknya. Sebab, adiknya telah mencorat-coret bukunya. Bunda sudah melerai, tetapi Abu tetap saja marah. Namun, di sore harinya, Abu berubah. Abu minta maaf pada adiknya. Bahkan, keduanya nonton TV bersama. Ehm .... apa kira-kira yang menyebabkan Abu berubah, ya? Yuk, cari tahu!
Buku ini menceritakan kisah tentang Abu, seorang anak yang belajar untuk mengendalikan emosinya dan mengembangkan sikap kesabaran serta keikhlasan. Awalnya, Abu marah ketika melihat adiknya, Nina, mencorat-coret buku gambarnya. Namun, setelah berpikir dan mengingat ayat Al-Qur'an yang mengajarkan kesabaran, Abu berusaha memperbaiki sikapnya. Ia meminta maaf dan berusaha memperbaiki hubungannya dengan Nina. Dengan kesabaran dan keikhlasan, Abu akhirnya mampu memperbaiki kesalahannya, dan Nina pun kembali merasa nyaman bersamanya. Kisah ini menggambarkan pentingnya sikap kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai akhlak yang mulia.