"Husna sedang marah. Dia tidak mau makan karena menu hari ini tidak ada ayam gorengnya. Hari ini hanya ada sayur dan tempe goreng. Dia ingin setiap hari makan ayam. Namun, pulang dari bermain, Husna tiba-tiba makan lahap dengan lauk seadanya. Kok, bisa, ya? Apa, ya, yang membuat husna mau makan dengan lauk seadanya? Yuk, kita cari tahu!
Dalam cerita ini, Husna, seorang anak yang masih belum terlalu mengerti arti bersyukur, awalnya merasa kecewa karena hari itu ibunya tidak memasak ayam goreng, makanan kesukaannya. Ia merasa bahwa makanan yang disajikan—tempe goreng dan sayur sup—tidak selezat ayam goreng. Wajahnya merengut, dan ia menolak makan. Meski ibunya membujuknya, Husna tetap tidak mau makan, karena ia hanya ingin ayam goreng. Namun, setelah ia pergi ke rumah Tari, ia justru terkejut karena menu makanan keluarga Tari jauh lebih sederhana lagi. Mereka hanya makan nasi, kerupuk, dan sayur bayam. Dari situ, Husna mulai menyadari bahwa tidak semua hari harus ada ayam goreng, dan bahwa makanan yang sederhana juga bisa terasa enak jika dimaknai dengan hati yang bersyukur. Dengan bantuan ibunya, Husna akhirnya belajar untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, termasuk makanan yang sederhana dan keluarga yang mencintainya. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai akhlak mulia, khususnya rasa syukur, kebersyukuran, dan penghormatan terhadap nikmat yang ada di sekitar kita.