Ketika disebut “Islam adalah agama yang sempurna”, kira-kira apa yang terbayang atau tergambar dalam benak Anda dan kebanyakan orang? Saya menduga, barangkali akan ada orang yang tidak mampu membayangkan atau menggambarkan sedemikian rupa, walaupun dia sangat memahami maksud dari kalimat tersebut. Atau, bisa jadi ada orang yang mampu memberikan gambaran akan maksud dari kalimat tersebut, namun penggambarannya justru tidak mencerminkan maksud dari isi kalimat tersebut. Ya, bisa saja. Akan lebih sulit lagi jika orang tersebut diminta mendeskripsikan kesempurnaan Islam dalam bentuk teks atau tulisan. Sebab, tidak semua orang mampu “menulis” atau tidak mampu menuangkan penggambarannya dalam bentuk tulisan. Bahkan, hal ini bisa berdampak buruk, yaitu ketika ada orang yang tidak cukup mampu memberikan deskripsi yang jelas tentang kalimat di atas, maka hal itu bisa dijadikan alasan bagi sebagian orang untuk mengingkari kesempurnaan Islam. Seolah-olah penggambaran Islam sebagai agama yang sempurna, hanyalah khayalan atau omong kosong yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Atau, seolah-olah, Islam memang mengatur urusan ekonomi manusia, tetapi hanya pada aspek-aspek tertentu, dan tidak semua aspek dalam bidang ekonomi dibahas oleh Islam. Atau mungkin juga, ada yang beranggapan, bahwa Islam memang mengatur aspek politik, tetapi tidak setiap rinci dalam politik dibahas oleh Islam. Anggapan-anggaoan seperti ini bisa saja terjadi, sebagai akibat tidak dipahaminya konsep kesempurnaan Islam.