Menurut WHO, ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi merupakan yang terbaik karena memiliki kandungan antibodi untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Namun, kurangnya pengetahuan dan pendidikan di Indonesia khususnya para ibu menjadi salah satu faktor penghambat pemberia ASI eksklusif. Selain itu, kurangnya dukungan dari lingkungan maupun orang-orang di sekitar juga menjadi faktor penghambat. Maka dari itu, peran PKK sangat dibutuhkan dalah membantu ibu menerapkan praktik pemberian ASI eksklusif. Kader PKK memiliki peran penting dalam program pemberian ASI eksklusif. Kader dapat memberikan informasi dan dorongan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Peran kader PKK dalam pemberian ASI eksklusif mencakup beberapa tugas dan tanggung jawab, yaitu: pelatihan dan konsultasi, konseling, pemantauan dan evaluasi, kader PKK sebagai advokat kebijakan dan program yang mendukung praktik pemberian ASI eksklusif. Beberapa cara menjaga kesehatan mental ibu menyusui diantaranya adalah dukungan dari lingkungan dan orang-orang terdekat, temukan waktu untuk diri sendiri, praktikan mindfulness atau meditasi, jangan ragu untuk membahas perasaan, libatkan pasangan dalam peran perawatan, menerima diri sendiri, melakukan aktivitas yang menyenangkan, berikan ruang bagi emosi dan konsultasikan dengan spesialis jika perlu. Keberhasilan pemberian ASI dapat dilihat dari beberapan aspek diantaranya, pertumbuhan bayi yang baik, produksi ASI yang cukup, siklus menyusui yang normal, perilaku bayi setelah menyusu, tidak terdapat nyeri atau luka pada payudara, pertumbuhan puting normal, hubungan emosional yang kuat serta kenyamanan lahir dan batin ibu.