Kolonialisme, mitos, legenda, dan sentimen agama membuat negeri pulau ini, yang pernah menjadi tempat pembuangan raja-raja Hindia Belanda, senantias berdarah. Sebuah cermin retak bagi nasionalisme yang salah arah. Dewi Anggraeni, wartawan TEMPO yang belum lama ini berkunjung ke sana menuturkan kisahnya.