Krisis post-truth bukan hanya terjadi pada level persistance, melainkan lebih jauh mencakup aspek epistemologis, etis, dan sosial dalam masyarakat modern. Hal ini menunjukkan bahwa ada pecah belah antara masyarakat dengan kebenaran dan hilangnya kepercayaan kepada institusi otoritatif seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, media, agama, dan negara. Buku ini berusaha mengeposisikan akar filosofis dari krisis tersebut, dengan menguraikan teori-teori kebenaran, pandangan postmodern, disrupsi teknologi informasi, dan implikasi kebijakannya, serta alternatif sosial-politiknya. Terlebih, buku ini juga memberikan pendekatan solutif melalui pemikiran hermeneutika, etika diskursif, pendidikan kritis, dan peran filsafat dalam rekonstruksi publik.