Mengapa dokter bisa lalai? Tak cukup cakapkah keahliannya? Atau, terlalu sibukkah dia sehingga, meminjam ungkapan Kartono Mohamad, para dokter harus berlari-lari dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain. Para dokter itu tentu tak mendapatkan pelajaran lari sewaktu kuliah dulu. Juga, tak ada pelajaran hukum tentang bagaimana menghadapi gugatan pasien. Lalu sekarang mengapa tiba-tiba menjadi pelari?