Arian berdiri tegak di tengah ruang inti kuil, pandangannya terfokus pada batu besar yang bersinar biru di hadapannya. Cahaya itu begitu kuat, begitu hidup, seolah-olah menunggu untuk dibangkitkan, menunggu tangan yang tepat untuk menyentuhnya dan mengembalikan dunia yang terlupakan ke asalnya. Di sampingnya, Lira berdiri dengan mata yang penuh harapan dan kecemasan, menyadari betapa besar beban yang harus dipikul Arian. "Kamu sudah sampai sejauh ini, Arian," bisiknya, "Ini adalah saat yang menentukan." Arian merasakan perasaan bingung yang menguasai dirinya. Perjalanan panjang, ujian berat, dan pertemuan dengan Lira telah membawanya ke titik ini. Namun, di balik keberanian yang ia rasakan, ada pertanyaan yang menghantui dirinya