Lingkungan

Inovasi Sumur Resapan dengan Geotextil Non Woven

Dalam buku ini menjelaskan fungsi sumur resapan beserta penjelasan inovasi sumur resapan menggunakan Geotextil Non Woven sebagai bentuk alternatif pengendalian risiko dan dampak limpahan air yang berlebih. Desain dan konstruksi sumur resapan terdiri dari beberapa bentuk tertentu yang memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan desain konstruksi sumur resapan tergantung pada kondisi di lapangan. Banyak daerah di Indonesia yang mengalami penurunan tanah seperti DKI Jakarta. Hal tersebut termasuk kedalam bahaya antropogenik alami yang dapat menyebabkan keretakan dan kerusakan infrastruktur, perluasan daerah banjir serta meningkatnya instrusi air laut pedalaman. Kondisi tersebut menyebabkan kerugaian bagi masyarakat sehingga perlu perhatian khusus. Desain perencanaan sumur resapan air hujan untuk pekarangan mengacu kepada SNI No. 03-2453-2002 yang menetapkan persyaratan umum dan teknis mengenai muka air tanah (MAT), nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, maupun perhitungan dan penentuan kedalaman sumur resapan. Konstruksi sumur resapan menggunakan geotekstil ini menggunakan bahan Geotekstil Non Woven pada sekeliling dinding dan dasar sumur resapan yang bertujuan menambah luasan serapan air. Penggunaan Geotekstil juga memiliki sifat permeabilitas tinggi yang memungkinkan air mengalir melalui bahan Geotekstil. Berbeda dengan sumur resapan konvensional yang resapan air hanya terjadi di dasar dan di dinding yang dibuat lubang pada jarak tertentu saja. Selain itu, Geotekstil dikenal sebagai material yang kuat menahan tekanan/beban yang cukup besar, dalam hal ini berupa tekanan tanah lateral. Berdasarkan perhitungan dan kontrol terhadap spesifikasi Geotekstil yang digunakan pada sumur resapan dengan mengacu terhadap persyaratan teknis Dirjen Cipta Karya

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: