Buku ini memberi kiat kepada guru bagaimana membangun budaya damai di sekolah. Meskipun bibliokonseling terminologi yang digunakan dalam judul buku ini, tidak berarti bahwa tanggung jawab membangun atmosfir damai semata-mata tugas guru bimbingan dan konseling, melainkan menjadi misi semua guru karena sejatinya setiap guru adalah agen perdamaian. Pada bagian awal, disajikan kerangka konseptual tentang esensi damai, model budaya damai, dan bibliokonseling sebagai strategi pengembangan budaya damai. Setelah tata pikir damai guru terbentuk, baru pada bagian akhir buku ini disajikan strategi pengembangan nilai-nilai utama budaya damai melalui strategi bibliokonseling.